Jadi gini, guys. Kita tahu kalau isu pengangguran selalu jadi topik panas setiap tahun. Apalagi buat kita yang masih kuliah atau baru lulus, pasti kepikiran, "Nanti cari kerja susah nggak, ya?" Nah, baru-baru ini ada dua pernyataan yang agak bertolak belakang soal tingkat pengangguran di Indonesia tahun 2025.

Dana Moneter Internasional (IMF) memprediksi kalau angka pengangguran di Indonesia bakal naik jadi 5 persen tahun ini. Tapi Menteri Ketenagakerjaan Yassierli punya pandangan lain. Berdasarkan data terbaru dari Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas), angka pengangguran justru turun jadi 4,76 persen pada Februari 2025.

Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Yassierli, akan mengeluarkan Surat Edaran (SE) ditujukan kepada seluruh perusahaan agar menghapus syarat batas usia dalam lowongan pekerjaan.

IMF VS Sakernas: Data Mana yang Harus Kita Percaya?

IMF memang lembaga internasional yang sering kasih prediksi ekonomi global, termasuk tingkat pengangguran suatu negara. Tapi pemerintah Indonesia, dalam hal ini Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker), lebih mengandalkan data dari Sakernas yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS).

Menurut Menaker Yassierli, kalau melihat hasil survei Sakernas, pengangguran sudah turun dibanding tahun lalu. Makanya, meski IMF bilang bakal naik, data faktual kita justru menunjukkan perbaikan.

Nah, kalau kita bedah lebih dalam, jumlah angkatan kerja Indonesia pada Februari 2025 mencapai 153,05 juta orang, naik sekitar 3,67 juta dibanding tahun sebelumnya. Dari jumlah itu, 145,77 juta orang sudah bekerja, artinya ada peningkatan sebanyak 3,59 juta pekerja baru.

Lalu, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) juga naik 0,80 persen poin dibandingkan tahun lalu. Ini berarti semakin banyak orang yang aktif mencari kerja dan sudah bekerja.

Kenapa Pengangguran Bisa Turun?

Ada beberapa faktor yang mungkin jadi alasan kenapa pengangguran turun, meskipun IMF sempat meramal bakal naik:

  1. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Ekonomi Indonesia cukup stabil tahun ini, banyak perusahaan yang membuka lapangan pekerjaan baru. Industri kreatif, teknologi, dan startup semakin berkembang, memberikan kesempatan kerja buat anak muda.
  2. Program Pemerintah untuk Pekerja Pemerintah gencar memberikan pelatihan dan bantuan untuk tenaga kerja. Contohnya, ada program Bantuan Subsidi Upah (BSU) buat pekerja berpenghasilan rendah, yang bisa membantu daya beli mereka dan mengurangi tekanan ekonomi.
  3. Adaptasi Dunia Kerja Banyak orang mulai beralih ke pekerjaan lepas (freelance) atau membuka usaha sendiri. Tren kerja jarak jauh (remote) dan digital economy juga makin populer, bikin banyak orang tetap produktif meskipun bukan pegawai tetap.

Tantangan yang Harus Diantisipasi

Meski data menunjukkan tren positif, bukan berarti tantangan selesai. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan, terutama pada Agustus 2025, saat banyak lulusan baru masuk ke dunia kerja.

Menaker Yassierli bilang, ini bisa jadi tantangan besar karena setiap tahun ada ribuan fresh graduate yang bersaing mencari pekerjaan. Kalau perusahaan tidak cukup menyerap tenaga kerja baru, angka pengangguran bisa naik lagi.

Selain itu, ada beberapa tantangan lain yang harus dihadapi:

  • keterampilan → Banyak perusahaan yang butuh skill tertentu, tapi nggak semua lulusan punya kompetensi yang pas.
  • Persaingan tenaga kerja asing → Beberapa sektor mulai banyak mempekerjakan tenaga kerja asing, bikin persaingan semakin ketat.
  • Perubahan ekonomi global → Kalau ekonomi dunia terguncang, bisa berdampak ke Indonesia, termasuk sektor tenaga kerja.

Harus Optimis atau Waspada?

Dari semua data ini, kita harus melihat situasinya dari dua sisi. Di satu sisi, angka pengangguran memang turun, artinya kondisi tenaga kerja membaik. Tapi di sisi lain, masih ada tantangan besar yang harus dihadapi agar pengangguran tidak naik lagi dalam beberapa bulan ke depan.

Buat kita yang masih kuliah atau baru lulus, tantangan dunia kerja memang nggak bisa dianggap enteng. Tapi bukan berarti kita harus pesimis. Justru ini saatnya kita mengembangkan keterampilan, belajar hal-hal baru, dan siap menghadapi persaingan.